Jatim Gelar Porprov Dua Tahunan
Selama tiga hari (26-28 Juli), KONI Jawa Tengang melakukan study banding ke KONI Jawa Timur di Surabaya. Acara ini dimaksudkan untuk menimba ilmu kepada provinsi yang selalu menempati posisi tiga besar dalam pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON).
”Maksud kami berkunjung ke KONI Jatim adalah untuk mendapatkan informasi sekaligus strategi bagaimana Jatim bisa mempertahankan prestasi pada PON yakni selalu tiga besar. Di sana kami mendapatkan informasi mulai soal anggaran dari APBD Jatim, pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) dan pola pembinaan atlet dalam rangak menghadapi PON,” kata Ketua Umum KONI Jateng Bona Ventura Sulistiyana.
Rombongan KONI Jatengr terdiri dari 15 orang yakni Bona Ventura Sulistiyana didampingi empat wakil ketua umum Bambang Raharjo, Soedjatmiko, Hary Nuryanto, Sudarsono, Sekretaris Umum Ade Oesman, Wakil Bendahara Umum Sri Busono, Kabid Pulahta M Fatchurrahman Bagus, Kabid Media-Humas Darjo Soyat. Di samping itu, hadir pula Ketua Komisi E DPRD Jateng Abdul Hamid, Sekretaris Komisi E Sri Ruwiyati, Biro Kesra Provinsi Jateng Budi Martono, Plt KaDisporapar Setyo Irawan, Kabid Keolahragaan Disporapar Aria Candra Destianto dan pejabat Bappeda Jateng Kharisma Saktiya Airlangga.
Mereka disambut langsung oleh Ketua Umum KONI Jawa Timur Muhammad Nabil, Wakil Ketua Umum Irmantara Subagio, Bendahara Umum Jasmono, Kabid Pembinaan dan Prestasi Dudy Harjanto, Konsultan Sumarniyah, Kabid Perencanaan Program dan Anggaran M Iskandar.
Pertemuan pengurus KONI Jateng dan Jatim digelar di Ruang Rapat KONI Jatim JlRaya Kertajaya Indah No. 4 Surabaya. Pada pertemuan tersebut, diketahui banyak perbedaan antara kedua daerah, salah satunya adalah Pekan Olahraha Provinsi (Porprov) digelar dua tahun sekali. Artinya, dalam persiapan menghadapi PON mereka menggelar dua kali Porprov.
”Sebenarnya dalam urusan Porprov, saya rasa Jatim ketinggalan dari Jateng. Kami baru menggelar Porprov mulai 2007, jadi baru tujuh kali. Sedangkan Jateng, saya dengar sudah 15-an kali,”kata Nabil.
Seperti diketahui, Jatim baru saja menggelar Porprov dengan tuan rumah empat KONI Kabupaten/Kota.
Hal lainnya, peserta Porprov adalah atlet-atlet kelompok umur. Dengan demikian, mereka yang sudah pernag tampil pada PON, SEA Games, Asian Games dan Olim
piade dilarang tampil. Bedanya, Porprov Jateng merupakan PON mini sehingga atlet-atlet terbaik yang dimiliki Kabupaten/Kota di provinsi ini bisa tampil.
”Ini merupakan hal bagus. Namun kami belum bisa menerapkannya pada Porprov 2023 karena sudah menjadi keputusan pada Rapat Anggota Tahunan yang lalu. Ini baru bisa menjadi konsep pembinaan untuk Porprov berikutnya atau berarti untuk kepengurusan KONI periode mendatang,” kata Bona menanggapi tentang peserta pekan olahraga antar kabupaten/kota di Jateng.
Hal-hal lain dalam study banding sangat banyak. Mulai pembagian biaya pelaksanaan Porprov antara KONI Jatim dengan kabupaten/kota tuan rumah pelaksana, pola pembinaan atlet, dan yang paling mendesak adalah besaran dana dari APBD Jatim.”Dari tukar pengalaman dengan KONI Jatim, akan kami godok bersama pengurus dan kemudian menjadi salah masukan dalam penyusunan program pembinaan, pendanaan dan semua aspek kerja KONI,” kata Bona.
Mengenai dilibatkan nya Komisi E DPRD, Disporapar, Biro Kesra dan Bappeda Jateng, Bona menyebut karena KONI merupakan mitra pemerintah sehingga harus bekerja sama dengan lembaga pemerintah itu
0 Comments