Author: KONI Jawa Tengah
Porprov 2023 Minimal Diikuti 10 Pengcab
Ketua Umum KONI Jateng Bona Ventura Sulistiana kembali menegaskan, pertandingan untuk cabang olahraga pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2023 minimal diikuti 10 pengcab/pengkab. Hal itu ditegaskannya saat menerima audiensi Pengprov Persatuan Korfball Seluruh Indonesia (PKSI) di Kantor KONI Jateng, Semarang, Senin (8/8) lalu.
”Mohon maaf, selama ini Pengprov PKSI tidak pernah berkomunikasi dengan KONI sehingga kehilangan jejak dan informasi tentang pertandingan Porprov. Padahal babak kualafikasi Porprov sudah bergulir, ” tutur Bona dalam sambutannya.
Dalam audiensi itu, hadir tiga utusan Pengprov PKSI yakni Tri Wahyuningsih (Binpres), Suglima (Humas) dan Tri Basuki (bendahara). Mereka diterima langsung oleh Ketua Umum KONI Jateng Bona Ventura Sulistiana, Wakil Ketua Umum 1 dan 2 Bambang Raharjo dan Soedjatmiko, Sekum Ade Oesman, Wasekum Bayu, Kabid Humas-Media Darjo Soyat, Wakabid Organisasi Uen Hartiwan dan Wakabid Pembinaan Agus Raharjo.
Dalam laporannya, Tri Wahyuningsih menyebut saat ini baru ada lima pengkab/pengkot PKSI di Jawa Tengah. Namun keanggotaan pengprov PKSI sudah tercatat sejak masa kepegurusan KONI Jateng periode 2013-2017.
”Apakah masih mungkin korfball dipertandingkan pada Porprov?” tanya Tri Wahyuningsih.
Atas laporan dan pertanyaan tersebut, Bona langsung menjelaskan, ”satu cabang olahraga bisa dipertandingkan pada Porprov jika memiliki minimal 10 pengkab/pengkot,” tegasnya.
Tri Wahyuningsih pun mengakui jika Pengprov PKSI periode 2019-2023 ini kurang aktif. Maka pihaknya ingin membuat organisasinya aktif kembali, salah satunya dengan menggelar Musprovlub. ”Salah satu cara agar pembinaan korfball lancar, maka perlu kepengurusan dengan tokoh-tokoh baru. Caranya tentu dengan Musprovlub,” katanya.
Jatim Gelar Porprov Dua Tahunan
Selama tiga hari (26-28 Juli), KONI Jawa Tengang melakukan study banding ke KONI Jawa Timur di Surabaya. Acara ini dimaksudkan untuk menimba ilmu kepada provinsi yang selalu menempati posisi tiga besar dalam pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON).
”Maksud kami berkunjung ke KONI Jatim adalah untuk mendapatkan informasi sekaligus strategi bagaimana Jatim bisa mempertahankan prestasi pada PON yakni selalu tiga besar. Di sana kami mendapatkan informasi mulai soal anggaran dari APBD Jatim, pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) dan pola pembinaan atlet dalam rangak menghadapi PON,” kata Ketua Umum KONI Jateng Bona Ventura Sulistiyana.
Rombongan KONI Jatengr terdiri dari 15 orang yakni Bona Ventura Sulistiyana didampingi empat wakil ketua umum Bambang Raharjo, Soedjatmiko, Hary Nuryanto, Sudarsono, Sekretaris Umum Ade Oesman, Wakil Bendahara Umum Sri Busono, Kabid Pulahta M Fatchurrahman Bagus, Kabid Media-Humas Darjo Soyat. Di samping itu, hadir pula Ketua Komisi E DPRD Jateng Abdul Hamid, Sekretaris Komisi E Sri Ruwiyati, Biro Kesra Provinsi Jateng Budi Martono, Plt KaDisporapar Setyo Irawan, Kabid Keolahragaan Disporapar Aria Candra Destianto dan pejabat Bappeda Jateng Kharisma Saktiya Airlangga.
Mereka disambut langsung oleh Ketua Umum KONI Jawa Timur Muhammad Nabil, Wakil Ketua Umum Irmantara Subagio, Bendahara Umum Jasmono, Kabid Pembinaan dan Prestasi Dudy Harjanto, Konsultan Sumarniyah, Kabid Perencanaan Program dan Anggaran M Iskandar.
Pertemuan pengurus KONI Jateng dan Jatim digelar di Ruang Rapat KONI Jatim JlRaya Kertajaya Indah No. 4 Surabaya. Pada pertemuan tersebut, diketahui banyak perbedaan antara kedua daerah, salah satunya adalah Pekan Olahraha Provinsi (Porprov) digelar dua tahun sekali. Artinya, dalam persiapan menghadapi PON mereka menggelar dua kali Porprov.
”Sebenarnya dalam urusan Porprov, saya rasa Jatim ketinggalan dari Jateng. Kami baru menggelar Porprov mulai 2007, jadi baru tujuh kali. Sedangkan Jateng, saya dengar sudah 15-an kali,”kata Nabil.
Seperti diketahui, Jatim baru saja menggelar Porprov dengan tuan rumah empat KONI Kabupaten/Kota.
Hal lainnya, peserta Porprov adalah atlet-atlet kelompok umur. Dengan demikian, mereka yang sudah pernag tampil pada PON, SEA Games, Asian Games dan Olim
piade dilarang tampil. Bedanya, Porprov Jateng merupakan PON mini sehingga atlet-atlet terbaik yang dimiliki Kabupaten/Kota di provinsi ini bisa tampil.
”Ini merupakan hal bagus. Namun kami belum bisa menerapkannya pada Porprov 2023 karena sudah menjadi keputusan pada Rapat Anggota Tahunan yang lalu. Ini baru bisa menjadi konsep pembinaan untuk Porprov berikutnya atau berarti untuk kepengurusan KONI periode mendatang,” kata Bona menanggapi tentang peserta pekan olahraga antar kabupaten/kota di Jateng.
Hal-hal lain dalam study banding sangat banyak. Mulai pembagian biaya pelaksanaan Porprov antara KONI Jatim dengan kabupaten/kota tuan rumah pelaksana, pola pembinaan atlet, dan yang paling mendesak adalah besaran dana dari APBD Jatim.”Dari tukar pengalaman dengan KONI Jatim, akan kami godok bersama pengurus dan kemudian menjadi salah masukan dalam penyusunan program pembinaan, pendanaan dan semua aspek kerja KONI,” kata Bona.
Mengenai dilibatkan nya Komisi E DPRD, Disporapar, Biro Kesra dan Bappeda Jateng, Bona menyebut karena KONI merupakan mitra pemerintah sehingga harus bekerja sama dengan lembaga pemerintah itu
KONI JATENG gelar Coffee Morning dengan Wartawan
Menjelang pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Tengah 2023 persoalan mutasi atau perpindahan atlet mengemuka.
Untuk membahas masalah mutasi atlet pada Porprov, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Tengah mempercepat pelaksanaan rapat kerja dengan KONI kabupaten/kota.
“Pelaksanaan rapat kerja dipercepat pada Agustus mendatang dari jadwal semula Desember 2022,” kata Ketua Umum KONI Jateng, Bona Ventura Sulistiana pada coffee morning dengan wartawan di Kantor KONI Jateng di Semarang, Jumat (22/7).
Mutasi atlet yang pindah ke daerah lain menjelang adanya event olahraga besar, seperti Porprov, menurut Bona belum ada sanksi hukum tegas yang mengaturnya. Sanksi yang diberikan KONI Jateng berupa sanksi sosial dengan menyampaikan kepada bupati/wali kota, KONI, sampai ke RW dan RT tempat tinggal atlet bersangkutan.
“Kami berharap sanksi sosial ini bisa membuat efek jera bagi atlet bersangkutan akan merasa malu,” ujarnya.
Pada Porprov Jateng yang bakal di gelar pada September 2023 mempertandingkan cabang olah raga (cabor) lebih banyak dari tahun 2018 yakni 49 cabor.
Porprov 2023 akan digelar di Pati Raya dengan tuan rumah enam kabupaten yakni Kabupaten Jepara, Porprov, Kabupaten Pati, Kudus, Rembang, Blora, dan Grobogan.
“Ada beberapa cabang olahraga di gelar di luar Pati Raya seperti
berkuda, golf, dan arum jeram,” ujar Bona.
Sementara, Wakil Ketua Umum Bidang Prestasi KONI Jateng, Masalah batas waktu mutasi atelat pada Porprov akan disampaiakan pada rapat kerja KONI Jateng mendatang.
Oleh karenanya, Soedjatmiko meminta para peserta rapat kerja untuk memberikan masukan batasan waktu mutasi atlet Porprov sehingga putusanya bisa diterima semua pihak.
“Atlet mempunyai hak untuk berpindah ke daerah lain, kita tidak bisa melarang,” tandasnya.